Pengertian Penjangkauan Jiwa


 Pengertian Penjangkauan Jiwa

Senduk, menyatakan bahwa “penjangkauan jiwa adalah mendekati jiwa baru, untuk dibawa kepada Tuhan Yesus Kristus, terlebih dahulu tahu bagaimana keadaan tiap-tiap orang. Tidak semua orang memiliki keadan yang sama. Sebab keadaan setiap individu pun tentu berlainan”.[1]
Menurut Downey, Penjangkauan Jiwa adalah “memberitakan Injil, isi dari Injil yang disampaikan kepada segala bangsa adalah dalam Yesus Kristus ada pengampunan dan berita mengenai kelepasan oleh anugerah Allah melalui Tuhan Yesus Kristus”.[2]
Sedangkan Bonnke, menyatakan bahwa “penjangkauan Jiwa adalah diperdengarkan Injil Kristus supaya orang-orang mau datang kepada-Nya secara pribadi dan dengan demikian mereka diperdamaikan dengan Allah, sebagai seorang pemberita kabar baik, harus penuh bertanggungjawab”.[3]
Dijelaskan juga oleh Willard, bahwa penjangkauan jiwa adalah:
Dapat menolong seseorang untuk dibawa kepada terang, tentunya akan sangat dicirikan oleh karena kasih. Menjangkau jiwa adalah tanda mengasihi orang-orang disekitar. Penjangkauan jiwa dikehendaki oleh Tuhan. Menjangkau jiwa yang tersesat supaya menjadi anak-anak terang yang siap untuk melakukan hal-hal yang baik. Penjangkauan dilakukan karena mereka lebih memilih untuk mencari nilai-nilai yang kekal dari pada sekedar nilai-nilai yang bersifat sementara. Dan jiwa mereka yang baik akan turut dirasakan atau mengalir kepada orang lain”.[4]

Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa, penjangkaun jiwa adalah mendekati jiwa baru, yang belum pernah mendengarkan tentang Tuhan Yesus Kristus, agar ia mendengar Firman-Nya dan mengenal Dia. Karena itulah yang dikehendaki oleh Tuhan bagi orang percaya di dunia ini, bahwa setiap orang percaya mempunyai tugas yang sama yaitu menceritakan perbuatan ajaibnya Allah bagi orang berdosa. Memberitakan jalan kebenaran kepada jiwa yang tersesat adalah bukti kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Menyampaikan kabar baik, yang adalah berita mengenai pengampunan dan kelepasan maut, untuk memperoleh anugerah Allah dan memperoleh kehidupan yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus.


[1]H.L. Senduk, Penginjilan yang Sukses, (Malang: Gandum Mas 2002), 10.
[2]Murray W. Dawney, Op. Cit., 6.
[3]Reinhard Bonnke, Penginjilan Dengan Api, (Jakarta: Imanuel, 1978), 196.
[4]Dallas Willard, Renovation of The Heart, (Malang: SAAT, 2005), 258 – 261.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMA-TEMA DALAM KITAB PL

KISAH PERNIKAHAN HOSEA DENGAN GOMER PEREMPUAN SUNDAL “HOSEA 1:2”

Metode Penjangkauan Jiwa