Pentingnya Penginjilan Sampai Ke Polosok Dunia


Pentingnya Penginjilan Sampai Ke Polosok Dunia

Venema, menyatakan bahwa tujuan penginjilan adalah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan”.[1] Penginjilan adalah memberitakan good news atau kabar baik yang adalah Injil Kristus. The Gospel, yang berisikan: berita keselammatan, berita pengampunan dosa, berita perdamaian dan berita pengudusan bagi orang-orang berdosa. Di sisi lain tujuan dilakukan penginjilan menurut Schanabel, adalah “beritakan Injil Kristus kepada semua lapisan manusia di dunia ini, baik dari kota-kota besar sampai kepada polosok dunia ini”.[2]
Widyatmadja dan Josef P., memaparkan bahwa “Tuhan Yesus memberikan perintah yaitu menjadikan murid dan melibatkan mereka sebagai pelaksana strategi dan taat kepada Allah untuk memberitakan Injil, baptis mereka dan ajar mereka dan diberi pemahaman, agar dapat berubah dan dewasa dalam Allah”.[3]
Sedangkan Tong, menjelaskan bahwa “Amanat Agung adalah sebuah konsep yang sangat penting dan diajarkan di dalam Alkitab. Penulis Injil sendiri mengindikasikan betapa pentingnya Amanat Agung. Terbukti semua penulis Injil mencantumkan Amanat Agung dalam tulisannya masing-masing, bahkan Lukas juga menuliskannya dalam Kitab Kisah Para Rasul”.[4]
Parinussa menyatakan bahwa, “pengembangan pelayanan adalah harus dengan tepat guna. Dalam mengembangkan suatu strategi pelayanan bagi jemaat gereja seyogyannya mengembangkan suatu sistem pelayanan yang tepat guna berdasarkan tujuan pelayanan yang utama dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada secara maksimal agar dapat mencapai hasil yang optimal[5]”.
Petersen dan Shamy, menguraikan mengenai Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus bahwa “dikatakan Agung bila disadari betul siapa Pribadi pemberi amanat ini. Dikatakan agung juga mengingat betapa besarnya amanat ini. Data-data ini menunjukkan betapa pentingnya Amanat Agung bagi orang percaya”.[6]
Menurut Schnabel, menyatakan bahwa “Tuhan Yesus menghendaki supaya setiap orang perlu diperdengarkan pesan tentang diri-Nya. Oleh karena itu orang-orang yang belum mendengarkan tentang Injil Kristus perlu diperdengarkan tentang Yesus Kristus kepada mereka. Baik mereka yang tinggal di kota-kota besar maupun di kota-kota kecil bahkan sampai kepada mereka yang tinggal polosok dunia ini”.[7]
Di sisi lain, Tuhumury, dan Tomatala, menyatakan bahwa:
Allah adalah Pemberita Kabar Baik yang pertama kepada manusia pertama yang telah jatuh ke dalam dosa. Sebab keselamatan adalah inisiatif Allah bagi semua manusia yang ada dunia ini. setaip orang dapat memperoleh keselamatan, dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Allah yang dengan inisiatif-Nya untuk mau menyelamatkan manusia yang sudah jatuh di dalam dosa, itulah bukti sifat Allah yang penuh kasih sayang kepada manusia.[8] Penginjilan adalah bagian dari Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus yang sudah perintahkan lebih dari dua ribu tahun yang lalu. Berbicara tentang penginjilan, Alkitab sudah mencatatnya sejak zaman Perjanjian Lama dan berlanjut semakin jelas pada Perjanjian Baru. Sejak dalam kekekalan, Allah sudah berkarya dan karya-Nya sempurna (Kejadian 1:25b, 28, 31). Penginjilan sudah ada dalam kekekalan dan bukan baru ada karena manusia jatuh dalam dosa, itu adalah bukti keberadaan Allah dari kekekalan dan kasih Allah juga dari kekalan bagi setiap yang mau datang kepada-Nya dan mau percaya serta beriman kepada-Nya.[9]

Berikut beberapa definisi penginjilan yang dikemukakan oleh para teolog dan misiolog adalah:
Pertama, Penginjilan berarti memberitakan Injil, Kabar Baik. Pengkomunikasian yang dilakukan oleh orang Kristen sebagai penyambung lidah Allah yang menyampaikan berita pengampunan Allah kepada orang berdosa.[10]
Kedua, Penginjilan adalah proklamasi dinamis tentang Injil penebusan sebagai titik pusat iman kita kepada umat manusia.[11]
Ketiga, Penginjilan artinya pribadi-pribadi yang seutuhnya menyampaikan Injil yang seutuhnya kepada pribadi yang seutuhnya.[12]
Keempat, Penginjilan adalah proklamasi karya keselamatan yang dikerjakan Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya, di dalam kuasa Roh Kudus dan menuntut adanya tanggapan pribadi, yaitu bertobat, beriman, dan menerima-Nya sebagai Juruselamat; serta menjadi murid yang rela menyangkal diri, memikul salib, dan melayani Dia.[13]
Kelima, Penginjilan adalah memberitakan Kabar Baik tentang Yesus Kristus. Memberitakan kabar baik sesuai 1 Korintus 15:3 – 4 kepada orang-orang tersesat di dunia adalah penginjilan.[14]

Pengertian misi menurut Piper, untuk menjelaskan makna atau definisi serta tujuan daripada misi adalah sebagai berikut ini:
Tujuan akhir segala sesuatu adalah Allah bukan manusia. Oleh karenanya, sasaran akhir dari gereja adalah keselamatan jiwa-jiwa. Ibadah adalah kehidupan yang penuh pengabdian dan penyembahan kepada Kristus. Dengan kata lain, hal yang paling penting dalam kehidupan orang percaya adalah sentralitas Allah dalam kehidupannya. Jika demikian, di manakah posisi misi? Dengan kata lain tugas misi dimulai dan diakhiri dengan penyelamatan.[15]

Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa, melaksanakan misi Allah merupakan tanggungjawab setiap umat percaya untuk menceritakan kemahakuasaan Allah secara holistik dan integral kepada setiap orang, baik yang sudah mengenal Tuhan maupun yang belum mengenal Tuhan. Teladan misi telah diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus pada masa pelayanan-Nya sebelum disalib. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa misi ialah mengabarkan mengenai kerajaan Allah (Mat. 4:23; Mrk. 1:15; Luk. 4:23) dan juga melakukan kegiatan sosial.
Amanat Agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk memuridkan segala bangsa akan tetap berlaku sampai akhir Zaman. Matius 28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Tugas sebagai orang percaya adalah memberitakan Injil Kristus kepada setiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Amanat Agung ini merupakan tugas inti dari misi, yaitu “menjadikan murid” dari segala suku bangsa. Amanat Agung adalah suatu cara Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa di dalam dunia ini.


[1]H. Venema, Injil untuk Semua Orang, (Jakarta: YKBK, 2006), 222-228.
[2]Eckhard J. Schnabel, Loc. Cit., 15-17.
[3]Widyatmadja, Josef P., Loc. Cit., 27.
[4]Stephen Tong, Teologi Penginjilan, (Surabaya: Momentum, 2004), 62.
[5]Awiyono, dkk. Pengantin Kristus Jurnal Bilika-Komprehensip-Profesional, (Surabaya: Devisi Literatur STTIA, 2016), 51.
[6]Jim Petersen dan Mike Shamy, Menjadi Garam dan Terang Bagi Kalangan Terdekat, (Bandung: Pionir Jaya, 2007), 9.
[7]Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus dan Sang Misionaris, Perjalanan, Strategi, dan Metode Misi Rasul Paulus, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), 15-17.
[8]Nely P. Tuhumury & Daniel Ronda, Utuslah Aku, (Bandung: Kalam Hidup, 2012), 117.
[9]Yakob Tomatala, Penginjilan Masa Kini 2, (Malang: Gandum Mas, 1998), 23.
[10]J.I. Packer, Evangelism and The Sovereignty Of God, (Surabaya: Momentum, 2003), 29.
[11]tephen Tong, Loc. Ct., 8.
[12]Will Metzger, Tell the Thruth: The Whole Gospel to The Whole Person by Whole Life, (Surabaya: Momentum, 2005), 243.
[13]Paul Borthwick, Stop Witnessin & Start Loving, (Malang: Literatur SAAT, 2004), 143.
[14]Thomas Wade Akins, Perintis Penginjilan, (Rio de Janeiro: Junta de Missioes Nacionals, 2001), 9.
[15]John Piper, Jadikan Segala Bangsa Bersuka Cita, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1993), 7– 8.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMA-TEMA DALAM KITAB PL

KISAH PERNIKAHAN HOSEA DENGAN GOMER PEREMPUAN SUNDAL “HOSEA 1:2”

Metode Penjangkauan Jiwa