Kualitas Kehidupan Orang Percaya di Suku Ketengban


Kualitas Kehidupan Rohani Orang Percaya

Berikut ini, peneliti telah memaparkan metode dan harapan bagi orang-orang di suku Ketengban, mengenai kualitas rohani dalam kehidupan mereka menjadi nyata adalah antara lain:

Pertama, diadakan persekutuan: supaya orang-orang di suku Ketengban, agar harus memiliki tujuan hidup dengan membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia, berlaku untuk semua manusia tanpa membedakan.
Kedua, diberikan pemahaman untuk menyenangkan hati Tuhan: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk memahami bahwa, Tuhan menciptakan manusia bukan untuk membuat-Nya sedih, melainkan untuk menyenangkan hati-Nya sebagaimana Tuhan Yesus sudah hidup di bumi dan taat sampai mati di kayu salib hanya untuk menyenangkan hati Bapa di surga.
Ketiga, mengajarkan mereka agar kehidupannya penuh dengan Roh Kudus: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk memahami makna dari tujuan hidup orang percaya adalah harus memiliki kehidupan dengan penuh Roh Kudus, sehingga bisa melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki oleh Tuhan, supaya nama-Nya semakin mulia sehingga kerohanian orang-orang percaya semakin bertumbuh dan dipenuhi dengan Roh Kudus.
Keempat, memberikan pemahaman agar menjadi serupa dengan gambaran Allah: supaya orang-orang di suku Ketengban, dapat mengetahui dan memahami bahwa, saat langit dan bumi diciptakan, Allah hanya berfirman dan semua itu langsung terjadi sesuai dengan Firman-Nya, akan tetapi pada saat Allah menciptakan manusia di hari terakhir, Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri lalu memberikan nafas kehidupan-Nya kepada Adam untuk hidup.
Kelima, mengajarkan mereka untuk memuliakan Allah: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui salah satu tujuan terpenting bagi kehidupan orang percaya adalah memuliakan nama Allah, sehingga semua yang dilakukan dalam perbuatan dan juga perkataan harus selalu memiliki tujuan untuk memuliakan nama Allah.
Keenam, memberikan penjelasan kepada mereka tentang anugerah pertolongan Allah: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui bahwa, kehidupan orang percaya memiliki landasan anugerah serta pertolongan dari Allah dengan pertolongan-Nya tersebut maka bisa hidup hingga sekarang ini.
Ketujuh, membimbing dan mengarahkan mereka untuk memenuhi tujuan Allah: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui bahwa, tujuan hidup orang percaya lainnya adalah untuk memenuhi tujuan Ilahi selama di dunia ini, akan tetapi seringkali ini tidak disadari sehingga menyimpang dari tujuan Allah menciptakan manusia.
Kedelapan, mengajarkan mereka untuk menghadirkan Tuhan Yesus: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui bahwa, tujuan hidup orang Kristen adalah harus selalu menghadirkan Tuhan melaui tutur kata dan tindakan untuk memuliakan nama-Nya.
Kesembilan, mengajak mereka untuk menceritakan tentang Tuhan: supaya orang-orang di suku Ketengban, mengetahui bahwa, di mana pun orang percaya berada dan apa pun keadaannya, selayaknya tugas orang percaya adalah selalu berbicara mengenai kemuliaan Tuhan dan ini juga sering tidak disadari sebab terlalu sibuk dengan diri sendiri, sementara kemuliaan Tuhan sering dilupakan orang percaya.
Kesepuluh, memeberikan pemahaman kepada mereka agar persiapan diri untuk hidup kekal: supaya orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui bahwa, makna hidup orang percaya selanjutnya adalah mempersiapkan diri masing-masing untuk masuk ke kehidupan yang kekal dan persiapan ini, tidak dilakukan nanti namun di mulai dari sekarang.
Kesebelas, memotivasi mereka untuk memahami tugas yaitu mengelola ciptaan lain: orang-orang di suku Ketengban, untuk mengetahui bahwa, setiap individu yang ada di dunia ini mempunyai hak untuk menguasai, namun tidak berarti bisa berbuat segala sesuatu sesuka hati, namun memiliki tugas untuk mengelola semua ciptaan yang lainnya, sesuai dengan perintah Allah.

Jadi, peneliti dan tim misi PUFST, memiliki kerinduan hati untuk memberitakan firman Tuhan kepada orang-orang yang ada di suku Ketengban, supaya mereka memiliki kualitas rohani yang tepat dan benar di hadapan-Nya.

Sebab orang-orang di suku Ketengban, memiliki suatu konsep mengenai akibat dari dosa. Dengan demikian kehidupan mereka, hari-harinya penuh ketakutan, karena kesalahan dilakukan terhadap adat atau peraturan setempat. Mereka mengimani ada suatu kekuatan dari penunggu gunung atau gua dapat mengancam dalam kehidupan mereka, sampai turun-temurun, tentu hal ini akan membuat mereka sangat ketakutan di dalam kehidupan. Mereka takut karena tidak menuruti ritual sesuai dengan standar yang ada, akan mengancam nyawa mereka, dengan demikian warga setempat tentu hidup dalam penuh ketakutan.

Dengan pemahaman yang demikian maka, pentingnya peneliti dan tim misi PUFST, untuk menyampaikan kepada orang-orang di suku Ketengban, supaya dapat memiliki pengharapan bahwa, sesungguhnya di dalam Tuhan Yesus Kristus ada pengampunan yang abadi untuk memperoleh kebebasan dalam kehidupan yang kekal. Dengan memberikan harapan seperti ini, kepada orang-orang yang ada di suku Ketengban, supaya mereka dapat memahami maksud dan tujuan pengampunan dosa yang disampaikan tim misi PUFST, agar mereka mendengarkan dan menerima supaya mengakui dan percaya serta mengimani bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah sumber pengampunan yang sempurna.

Menjelaskan bahwa, pengampunan yang dari Tuhan Yesus Kristus adalah untuk memperoleh kehidupan yang kekal di surga. Bukan hanya pengampunan untuk keselamatan di dunia ini yang bersifat sementara, namun pengampunan yang akan membawa kepada keselamatan atau kehidupan kekal yang akan diperoleh melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebab orang-orang di suku Ketengban, masih mengimani bahwa, keselamatan adalah melalui ritual dari kebiasaan nenek moyang mereka. Keselamatan dalam konsep mereka adalah hanya sementara yaitu, keselamatan di dalam kehidupan di dunia ini, contohnya: “selamat dari sakit penyakit, selamat dari musuh, selamat dari kecelakaan, selamat dari ancaman orang lain, selamat dari kutukkan orang lain, dan sebagainya”, mereka tidak mengimani bahwa ada kebangkitan setelah kematian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEMA-TEMA DALAM KITAB PL

KISAH PERNIKAHAN HOSEA DENGAN GOMER PEREMPUAN SUNDAL “HOSEA 1:2”

Metode Penjangkauan Jiwa